Kamis, 03 Juli 2014

Mengenal Tanaman Dengan Akar Tunggang

Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup pendukung bisofer. Manusia dengan mudahnya bisa menjumpai tumbuhan di sekeliling lingkungannya. Jika kita amati, tumbuhan hampir selalu bergerak atau tumbuh menyongsong matahari. Karena itu wajar jika banyak orang berpendapat bahwa tumbuh itu selalu ke atas. Anggapan tersebut patut dikoreksi sebab faktanya tumbuh juga bisa berarti ke bawah, yakni menjauhi matahari dan menuju inti bumi atau kormus. Organ tumbuhan tersebut adalah akar. Meski tak terlihat, akar ini cukup penting. Ia merupakan trasporter senyawa penting dari dalam tanah. Ia juga merupakan penyokong tanaman. Pada dasarnya ada dua jenis akar, ada yang akar serabut dan ada pula akar tunggang. Berikut kami sajikan informasi seputar akar tunggang.

Apa Itu Akar Tunggang?

Jenis akar yang satu ini merupakan akar pada tanaman yang memiliki akar primer atau akar utama yang menghujam ke dalam tanah secara kokoh. Akar primer tersebut membesar dan memiliki cabang yang ukurannya berbeda jauh dari akar utama. Dengan demikian, poin utama perbedaan antara akar serabut adalah pada pola persebarannya. Akar serabut tidak memiliki akar utama tetapi akarnya semua menyebar dan hampir sama ukurannya. Sementara itu, si akar tunggang justru sebaliknya. Ia memiliki akar utama dengan ukuran yang jauh lebih besar dari cabang akarnya. Pertumbuhannya pun tidak menyebar seperti pada akar serabut. Ia justru tumbuh jauh ke dalam perut bumi.

Meski memiliki perbedaan bentuk dan pola tumbuh, namun sama halnya dengan akar serabut, fungsi akar tunggang juga sebagai organ yang memperkokoh tanaman, penyerap air dan unsur hara dari dalam tanah, sebagai sarana reproduksi dan lain-lain. Hanya saja pada tumbuhan dengan akar tunggang patut ditambahkan fungsi lainnya yakni sebagai tempat menyimpan makanan. Jadi, pada dasarnya ubi, wortel, kentang dan semacamnya merupakan contoh dari tanaman berakar tunggang. Pada akarnya tersimpan makanan yang biasa kita konsumsi.

Umumnya, tanaman dengan akar tunggang adalah tanaman jenis dikotil atau tanaman berkeping dua. Akar pada tanaman ini cenderung menyirip atau sejajar, tidak mempunyai tudung akar dan berkambium. Akar pada tumbuhan dikotil ini sangat kuat dan pada jenis tanaman tertentu bisa dijumpai terbentuknya akar cabang yang menyebar ke arah samping. Akar tersebut tidak tumbuh dan membesar serupa akar primer. Ia dikenal dengan nama sinker.

Apa Saja Contoh Tanaman Dengan Akar Tunggang?

Jawabannya cukup banyak, sama seperti akar serabut, tanaman dengan akar tunggang juga mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain wortel, kentang, ubi-ubian, mangga, jeruk, melinjo, dan masih banyak lagi lainnya. Oleh karena akarnya yang dalam menghujam tanah, tanaman dengan akar tunggang umumnya tidak mudah tumbang meski dihantam dengan tenaga yang luar biasa semacam badai.

Memahami Akar Serabut Pada Tanaman

Jika seseorang berpikir bahwa tanaman adalah makhluk hidup yang tumbuh ke atas, maka seseorang tersebut patut dikoreksi. Faktanya tanaman juga tumbuh ke arah bawah. Hanya saja kita tidak melihatnya sebab bagian dari tanaman tersebut dilingkupi tanah. Kita menyebut bagian tersebut sebagai akar (root). Sebagai bagian tak terpisahkan dari tanaman, akar memiliki peranan yang cukup signifkan. Ia merupakan penyokong yang memperkokoh berdirinya tumbuhan, sarana penyerap senyawa penting di tanah, pengangkut air dan masit banyak lagi lainnya. Jika dilihat dari susunan atau bentuknya, maka akar dibagi ke dalam dua jenis yakni akar serabut dan juga akar tunggang. Pada kesempatan ini, kami akan menyajikan beberapa hal yang perlu Anda ketahui seputar akar serabut.


Mengenal Akar Serabut


Jika didasarkan pada definisi yang ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka apa yang dimaksud dengan Akar Serabut adalah: “Akar samping yang keluar dari pangkal batang atau buku umumnya bergerombol dan berperan untuk menggantikan akar tunggang yang tak berkembang”. Pengertian lain datang dari beberapa ahli yang menyataan bahwa apa yang dimaksud dengan akar serabut adalah organ akar pada tumbuhan yang terdapat pada bagian pangkal bawah di mana, bentuk baik panjang dan besarnya hampir sama.

Jadi secara sederhana akar serabut memiliki percabangan akar yang menyerupai serabut, menyebar ke arah samping dan percabangannya hampir mirip satu sama lain. Sistem perakaran serabut ini terbentuk akibat dari akar primer yang tidak membesar. Pada akar primer tersebut kemudian tumbuh akar lagi dan akar primer pun akhirnya seukuran dengan akar sekuunder tadi.

Pada umumnya, akar serabut dijumpai pada tumbuhan monokotil atau berbiji satu. Namun bukan hal yang mustahil juga menjumpai akar serabut pada tanaman dikotil atau berbiji dua. Namun tanaman dikotil tersebut haruslah hasil dari stek atau pencangkokan. JIka dibandingkan dengan tanaman berakar tunggang, terdapat perbedaan fungsi utama dari akar. Pada tanaman berakar serabut, fungsi utamanya adalah untuk menyokong dan menahan tubuh tumbuhan agar tidak roboh. Hal ini disebabkan akar yang serabut tersebut mengunci tumbuhan di dalam tanah dengan baik. Hal ini pulalah yang menjadikan tanaman berakar serabut dimanfaatkan sebagai tumbuhan pencegah erosi.

Contoh Tanaman Berakar Serabut

Apa saja contoh tanaman dengan akar serabut? Jawabannya sangat banyak. Bahkan kita bisa menjumpainya dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari kita. Tanaman dengan akar menyebar bagai serabut ini antara lain tanaman kelapa, padi, jagung, tebu, rerumputan, palm, alang-alang, pisang, palm, bambu dan masih banyak lagi lainnya.

Belajar Lebih Dekat Metamorfosis Nyamuk

Metamorfosis Nyamuk
Siapa yang tak mengenal nyamuk? Hewan yang dikategorikan sebagai serangga ini memiliki badan kecil tetapi sanggup mengganggu kenyamanan manusia. Pada dasarnya nyamuk dan lalat berkerabat. Bahkan nama “Mosquito” yakni istilah yang merujuk pada nyamuk dalam bahasa Inggris sebenarnya berasal dari bahasa Portugis yang memiliki artian lalat kecil. Anda pasti paham bagaimana rasanya jika digigit nyamuk? Gatal dan bentol. Tahukah Anda bahwa sesungguhnya nyamuk yang menggigit Anda hendak mengambil darah sebagai salah satu sumber proteinnya? Nyamuk sebenarnya juga memakan madu juga jus buah, namun ia membutuhkan protein sebagai senyawa untuk membentuk telur. Karena itu, nyamuk yang menggigit hanyalah nyamuk betina saja. Nyamuk banyak dipelajari oleh para ilmuan. Salah satu kajiannya adalah bagaimana proses metamorfosis nyamuk berlangsung.

Secara umum, metamorfosis hewan yang satu ini digolongkan sebagai metamorfosis sempurna sebab ia mengalami 4 tahapan perubahan yakni telur --> larva --> pupa --> imago/ serangga dewasa. Lamanya siklus hidup dalam proses metamorfosis nyamuk bergantung penuh pada jenis nyamuk juga suhu dimana ia bertempat tinggal.

Fase pertama di dalam siklus metamorfosis nyamuk adalah telur. Pada intinya, nyamuk memakan nektar bunga untuk bertahan hidup. Dan untuk bertelur mereka membutuhkan sumber protein yang ada pada darah. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada dedaunan yang lembab atau juga genangan air (misalnya nyamuk Aedes Aegepty penyebab demam berdarah). Pemilihan tempat menaruh telur ini biasanya dengan memakai reseptor di bagian bawah perut nyamuk. Ia merupakan sensor yang mendeteksi suhu juga kelembaban. Setelah menemukan tempat ideal, nyamuk akan meletakkan telurnya dan mulai mengerami. Telur nyamuk kira-kira memiliki panjang 1 mm dan biasanya disusun secara berderet membentuk garis. Sekali bertelur, nyamuk betina bisa mengeluarkan 300 biji!

Telur yang selesai dierami akan menetas dan menjadi larva. Larva ini sering disebut dengan nama ENCU atau anak nyamuk. Selama menjadi larva, ia mengalami pergantian kulit sebanyak 2 kali sebelum akhrinya ia menjadi pupa atau kepompong. Jika pupa ada di dalam air, maka biasanya ia akan dilengkapi dengan pipa yang akan muncul ke atas permukaan air. Pipa ini berjumlah dua per pupa dan digunakan untuk pernafasan.
Dalam pupa tersebut, nyamuk secara perlahan akan bertransformasi menjadi nyamuk dewasa. Ia perlahan mulai mempunyai antena, kaki, belalai, sayap, perut juga mata berukuran besar yang memenuhi hampir semua ruang di kepalanya. Setelah siap, maka nyamuk tersebut akan keluar dari pupa atau kepompong. Jika ia berada di dalam air, maka kecepatan adalah hal yang penting sebab jika tidak, maka nyamuk akan mati. Nyamuk hanya boleh menyentuh air pada bagian kakinya saja. Nyamuk akan tinggak landas dengan kecepatan maksimal agar tidak terjebak di air. Dengan demikian, siklus metamorfosis nyamuk berakhir.

Mengenal Lebih Jauh Metamorfosis Pada Lalat

Metamorfosis Lalat
Lalat merupakan salah satu jenis serangga yang selalu lekat dengan kesan jorok atau kotor. Hal ini mungkin disebabkan lalat ini suka hinggap di kotoran dan mereka memperoleh makanan dengan cara memuntahkan air liurnya dan memakannya kembali. Lalat merupakan sub-ordo dari Diptera. Ia mungkin serupa dengan nyamuk, namun sebenarnya mereka berbeda. Sama seperti nyamuk, lalat juga merupakan medium penyebar penyakit yang cukup serius pada manusia. Sebab saat lalat menghinggapi makanan atau sebuah tempat, maka makanan dan tempat tersebut akan terkontaminasi dengan kuman sejumlah kurang lebih 125.000. Dalam ilmu biologi, para ilmuan biasanya mempelajari metamorfosis lalat sebab ia merupakan salah satu contoh metamorfosis yang sempurna.

Metamorfosis lalat dimulai dari telur hasil fertilisasi. Lalat memiliki tingkatan jumlah reproduksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan serangga lainnya. Selain itu laju produksinya juga lebih dibandingkan jenis serangga lain. Hal ini disebabkan kemampuan mereka dalam hal kawin sangat efisien juga efektif terlebih pada musim kawin. Setelah proses fertilisasi, induk lalat akan bertelur. Biasanya ia melekatkan telurnya ke dalam sumber makanan misalnya buah yang hampir busuk. Kemudian perkembangan selanjutnya adalah perubahan telur menjadi larva.

Metamorfosis lalat yang ditandai berubahnya telur manjadi larva dibagi ke dalam dua periode yakni periode embrionik dan periode perkembangan postembrionik. Periode embrionik adalah fase dimana lalat melakukan fertilisasi dan kemudian menghasikan telur yang kemudian menetas menjadi larva muda hanya dalam kurun waktu 24 jam saja. Penetasan larva ini terjadi di dalam tempat sang induk meletakkan telur. Larva lalat ini kadang disebut juga dengan belatung. Pada fase ini, larva muda tersebut tak berhenti makan dan mempersiapkan dirinya masuk ke dalam periode metamorfosis selanjutnya yakni post embrionik.

Apa yang dimaksud dengan post embriotik adalah periode setelah telur berubah menjadi larva. Larva ini sendiri dibagi ke dalam tiga bagian yakni larva instar I, larva instar II, dan larva instar III. Pembagian larva ini didasarkan pada proses pergantian kulit pada larva yang memang terjadi sebanyak 3 kali dengan kurun waktu 7 sampai 10 hari per perubahan. Setelah masa instar selesai, metamorfosis lalat akan memasuki fase pupa atau kepompong dan kemudian selanjutnya menjadi imago atau fase seksual yang ditandai pada perkembangan pada bagian sayap hingga akhirnya menjadi lalat dengan tubuh yang sempurna.

Sebagai hewan dengan metamorfosis yang sempurna, lalat melalu jalur hidup: telur --> larva (larva instar I, larva instar II, dan larva instar III) --> pupa atau kepompong --> imago atau lalat sempurna. Para ilmuan banyak yang mempelajari metamorfosis lalat dan ia lazim dijadikan sampel atau contoh dalam sub teori "Metamorfosis". Adapun jenis lalat yang sering dijadikan objek pengamatan dalam studi biologi adalah lalat buah.

Mengamati Metamorfosis Pada Capung

Metamorfosis Capung
Metamorfosis merupakan suatu fase pertumbuhan yang dialami oleh hewan yang melibatkan serangkaian perubahan signifikan baik itu dari bentuk hingga ukuran hewan. Salah satu hewan yang dalam masa hidupnya mengalami metamorfosis adalah capung. Capung merupakan hewan yang dikelompokkan ke dalam kerabat serangga dan masuk ke dalam bangsa Odonata. Meski ia termasuk serangga, namun manusia tidak pernah menganggap capung sebagai hama sebab ia memang tidak mengganggu. Capung hidup menyebar di hutan-hutan, sungai, sawah, kebun, danau hingga ke wilayah dimana penduduk menetap. Capung ini terdiri dari berbagai jenis. Meski demikian, siklus hidupnya seragam yakni dari telur yang kemudian menjadi capung dewasa. Metamorfosis capung mudah dipahami sebab hanya melibatkan 3 tahapan saja.

Para ilmuan menggolongkan capung sebagai binatang yang mengalami metamorfosis yang tidak sempurna atau dikenal juga dengan istilah hemimetabolisme. Jika pada tahapan metamorfosis sempurna melibatkan 4 tahapan maka pada metamorfosis tidak sempurna, perubahan hanya terjadi dalam 3 tahapan yakni telur à nimfa à hewan dewasa. Ketiga tahapan ini juga yang terjadi dalam metamorfosis capung sehingga ia dikategorikan tidak sempurna.

Siklus hidup hewan capung biasanya memakan waktu kurang minimal enam bulan hingga maksimal tujuh tahun lamanya. Capung melakukan proses perkawinan yang memakan waktu berjam-jam lamanya dan bisa dilakukannya dalam kondisi terbang. Setelah perkawinan, sang betina akan bertelur. Capung biasanya meletakkan atau menempelkan telurnya pada tumbuhan yang ada di air setelah sebelumnya memastikan wilayah tersebut bebas dari polutan. Ada dua jenis capung betina, ada yang gemar meletakkan telurnya di perairan yang tenang namun ada pula yang menyukai air dengan arus. Telur capung diselimuti dengan lendir sehingga terasa sangat licin saat dipegang. Telur tersebut akan berubah menjadi larva setelah dua hari sampai satu minggu. Lama penetasan telur ini bergantung pasa iklim suatu tempat. Semakin dingin maka akan memakan waktu yang jauh lebih lama.

Telur yang menetas dan menjadi larwa akan berkembang dan hidup di wilayah dasar perairan. Larva tersebut bernafas dengan menggunakan insang internal. Meski demikian, larva tersebut bisa hidup di daratan dengan durasi berjam-jam. Pada fase larva ini, capung mempersiapkan dirinya untuk bertransformasi menjadi nimfa. Perubahan yang menandai larva menjadi nimfa adalah pergantian kulit. Fase nimfa merupakan fase terlama dalam hidup capung. Proses ini bisa memakan waktu hingga 4 tahun lamanya! Nimfa ini bisa berenang dengan gesit dan hidup sebagai salah satu predator yang biasanya memangsa anak ikan juga berudu. Selama menjadi nifa, capung akan mengalami molting dengan berganti kulit sampai 12 kali.

Setelah lepas dari fase nimfa, capung menjadi hewan yang sempurna dan dewasa. Nimfa yang hendak berubah menjadi capung akan keluar dari air untuk mencari bebatuan atau tumbuhan untuk melekatkan diri hingga berubah menjadi capung. Capung ini akan keluar dari kulit nimfa. Kulit tersebut dinamai exuvia. Selanjutnya, capung muda tersebut hidup di daratan dengan bergerak menggunakan sayapnya. Durasi hidup capung biasanya antara sebulan hingga empat bulan. Metamorfosis capung tidak melalu fase pupa atau kepompong, maka itu ia dikategorikan tidak sempurna.

Proses Metamorfosis Pada Katak

Metamorfosis Katak
Katak merupakan salah satu hewan amfibia yang paling populer. Saat kanak-kanak, biasanya kita mengejar katak dan menjadikannya sahabat saat bermain. Namun beranjak dewasa, pola pikir terhadap katak berubah dan kita menganggapnya sebagai salah satu binatang yang menjijikan. Hal ini boleh jadi dikarenakan kulitnya yang berlendir. Banyak di antara kita yang gagal membedakan yang mana katak dan yang mana kodok. Memang sepintas keduanya mirip. Meski demikian, jika Anda jeli Anda akan dengan mudah menemukan perbedaannya. Katak sendiri memiliki kulit yang kasar dengan bintil hingga berbingkul. Ia memiliki kulit yang cenderung kering dan kaki pada bagian belakangnya cenderung pendek. Hal sebaliknya terdapat pada kodok. Ia memiliki kulit yang lembab berlendir, kaki belakang yang panjang dan tubuh yang bulat atau gempal. Meski dibedakan, namun metamorfosis katak dan juga kodok sama saja. Hidup mereka dimulai dari telur kemudian menjadi kecebong atau berudu dan kemudian menjadi katak atau kodok yang dewasa.

Kehidupan katak juga kodok dimuali dari telur yang oleh sang indukan diletakkan di air atau di tempat-tempat yang basah seperti lumut. Dalam sekali bertelur, induk katak atau kodok bisa mengeluarkan hingga 20000 butir telur. Jumlah ini bergantung pada tingkat kesehatan sang induk. Dalam setahun, induk katak atau kodok bisa bertelur sebanyak 3 kali. Selanjutnya, telur katak akan menetas dan jadilah berudu atau yang biasa kita namai kecebong. Bentuknya serupa dengan anak ikan dengan warna hitam pada sekujur tubuhnya. Kecebong ini bernafas dengan insang yang pada usia tiga minggu akan tertutup secara alamiah oleh kulitnya yang terus tumbuh.
Selanjutnya, metamorfosis katak akan terlihat dari tubuh berudu yang mulai ditumbuhi kaki pada bagian belakang. Biasanya progress ini terlihat di usia delapan minggu. Setelah kaki belakang tersebut tumbuh hampir sempurna, maka kaki bagian depan pada berudu juga akan tumbuh hingga berudu berusia 12 minggu. Selanjutnya, pada bagian ekor berudu akan tumbuh namun perlahan. Dan, ia juga akan memiliki paru-paru sehingga benar-benar menjadi katak dewasa yang hidup di daratan.

Metamorfosis katak ini paling umum dijadikan contoh metamorfosis sempurna. Meski tidak melewati tahapan pupa atau kepompong seperti siklus metamorfosis serangga, namun katak juga mengalami transformasi yang utuh. Jika diperhatikan, berudu yang berangsur-angsur menjadi katak muda yang memiliki ekor. Katak muda ini berbeda dengan katak dewasa. katak muda masih memiliki ekor sementara setelah dewasa, katak tak lagi terlihat memiliki bagian ekor pada tubuhnya. Oleh sebab itu, katak juga bisa disimpulkan melewati 4 tahapan metamorfosis yakni telur à berudu à katak muda dengan ekor à katak dewasa tanpa ekor.

Proses Fotosintesis Pada Tumbuhan

proses fotosintesis
Fotosintesis merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani, yakni foto dan synthesis. Foto sendiri diartikan sebagai cahaya sedangkan synthesis merupakan kata yang bermakna menggabungkan atau penggabungan. Kata fotosintesis sering digunakan dala lingkup kajian ilmu biologi. Apa sebenarnya fotosintesis tersebut? Secara sederhana, ia bisa diartikan sebagai proses pembuatan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan berwarna hijau dengan melibatkan cahaya matahari di dalamnya. Selain matahari, proses fotosintesis ini juga melibatkan beberapa enzim. Proses fotosintesis ini biasa dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan, beberapa jenis alga dan juga bakteri dalam rangka menghasilkan energi yang akan digunakan dalam berbagai aktifitas. Energi tersebut biasa juga disebut dengan nutrisi.

Daun pada tumbuhan memiliki fungsi utama yakni sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis. Sebenarnya, fotosintesis tak hanya penting bagi tumbuhan tetapi juga bagi semua makhluk hidup yang menghuni bumi. Mengapa? Sebab oksigen yang ada di bumi ini sebagian besar diproduksi oleh tumbuhan. Hal inilah yang menjadikan pepohonan sering dijuluki paru-paru planet bumi. Organisme yang melakukan proses fotosintesis dikenal dengan nama fototrof. Fotosintesis sebenarnya merupakan salah satu cara asimilasi karbon sebab pada proses fotosintesis , karbon bebas kemudian diikat sehingga menjadi gula.

Proses fotosintesis pada terdapat pada tumbuhan hijau yang bersifat autotrof yakni bisa menyusun makanannya sendiri. Melalui daun, tumbuhan menyerap molekul karbondioksida juga air dalam rangka menghasilkan gula dan juga oksigen. Kedua senyawa tersebut kemudian akan digunakan sebagai penyokong pertumbuhannnya. Adapun persamaan rekaksi yang terjadi dalam proses fotosintesis adalah sebagai berikut:


6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Tumbuhan yang melakukan proses fotosintesis memerlukan bantuan cahaya matahari. Mereka mampu menyerap cahaya tersebut sebab mereka memiliki zat hijau daun atau klorofil. Klorofil ini sendiri ada di dalam bagian organel bernama kloroplast. Pada bagian daun tumbuhan, terdapat dua lapisan sel yang dinamai denegan mesofil. pada bagian ini terdapat kurang lebih setengah juta kloroplast yang tersebar di setiap millimeter persegi. Cahaya matahari selanjutnya akan melewati lapisan epidermis yang tanpa warna kemudian melaju menuju mesofil. Pada bagian inilah sebagian besar kegiatan fotosintesis berlangsung.

Proses fotosintesis ini sendiri cukup kompleks dan masih dalam penelitian beberapa ahli. Masih ada banyak hal yang belum berhasil diungkapkan. Mengapa proses ini kompleks? Sebab ia melibatkan hampir semua cabang ilmu sains, misalnya bilologi, kimia dan juga fisika. Organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun tepatnya pada bagian stomata atau mulut daun. Proses fotosintesis ini terdiri atas dua rangkaian reaksi yakni reaksi terang dan juga reaksi gelap. Dinamakan rekasi terang sebab prosesnya membutuhkan cahaya. Sementara itu reakasi gelap adalah proses fotosintesis yang tidak lagi melibatkan cahaya tetapi hanya karbondioksida.

Dalam proses fosintesis, reaksi terang merupakan proses yang pada akhirnya menghasilkan ATP juga NADPH2. Dalam rekasi ini diperlukan molekul air. Proses rekais terang dimulai dengan menangkap foton yang dilakukan oleh pigmen klorofil yang berperan sebagai antenna. Di dalam daun, cahaya akan diserap melalui molekul klorofil dan kemudian dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Fotosintesis dimulai pada saat cahaya mulai mengionisasi molekul klorofil dan kemudian terjadi pelepasan electron.

 
Sementara itu, apa yang dimaksud dengan reaksi gelap adalah proses dimana ATP dan juga NADPH yang dihasilkan dalam proses sebelumnya kemudian menghasilkan sejumlah proses atau reaksi biokimia.Pada tumbuhan sendiri, reaksi biokimia ini akan terjadi siklus calvin dimana karbondioksida akan diikat dengan tujuan membentuk ribose dan lebih lanjut akan menjadi glukosa. Reaksi ini tidak bergantung pada ada atau tidaknya cahaya matahari.

Laju proses fotosintesis pada tumbuhan bisa berlangsung dengan laju maksimal jika unsur-unsur pendukungnya terpenuhi yakni antara lain: cahaya, konsentrasi karbondiosida, suhu, kadar air, jumlah fotosintet atau hasil fotosintesis dan kemudian tahap pertumbuhan tanaman itu sendiri.

Memahami Metamorfosis Sempurna

contoh metamorfosis sempurna
Metamorfosis secara sederhana diartikan sebagai proses biologis yang menandai perkembangan pada hewan dimana proses tersebut melibatkan perubahan penampilan secara fisik maupun struktur organ setelah fase kelahiran ataupun penetasan. Perubahan yang terlihat pada proses metamorphosis hewan disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel juga differensiasi sel tersebut dengan cara yang radikal dan dinamik. Metamorfosis ini dibagi ke dalam dua bagian yakni metamorphosis sempurna dan juga metamorfosis yang tidak sempurna. Pada artikel ini, yang akan dijabarkan lebih lanjut adalah metamorfosis sempurna beserta contohnya. Simak uraian berikut.

Apa itu metamorfosis sempurna?

Metamorfosis sempurna merupakan jenis perubahan hewan yang melalui 4 tahapan pertumbuhan dan perubahan, yakni: Telur ---> Larva --> Pupa --> Dewasa. Metamorfosis ini disebut juga dengan istilah holometabola atau holometabolisme. Adapun contoh hewan yang dikategorikan mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu juga katak.

Pada kupu-kupu, sebelum menjadi serangga cantik dan menawan, ia terlebih dahulu harus melalui serangkaian fase perubahan yang dimulai dari telur yang kemudian menetas dan menjadi larva. Pada umumnya larva tersebut, seiring perkembangannya, mengalami 4 transformasi warna mulai dari hitam dengan campuran warna kuning, kemudian kuning dengan campuran warna putih, kemudian selanjutnya menjadi telur dengan warna biru yang pekat dan terakhir menjadi warna hitam atau dan juga terkadang kuning. Proses perubahan warna telur ini dikenal dengan nama molting atau perubahan yang mencakup warna juga bentuk fisik.

Metamorfosis sempurna pada kupu-kupu kemudian berlanjut. Larva tersebut tak hanya mengalami perubahan warna tetapi juga perubahan bentuk fisik atau ukuran. Seiring perumbuhannya larva tersebut akan semakin besar dan terus berkembang menjadi instar sebellum kemudian menjadi apa yang disebut dengan nama pupa. Pada tahapan pupa inilah proses pembentukan susunan kerangka hewan dewasa terjadi. Setelah beberapa saat maka pupa pun menjelma menjadi kupu-kupu cantik yang kita kenal selama ini.

Contoh lain metamorfosis sempurna adalah katak. Ia juga dimulai dari telur yang setelah memakan waktu kurang lebih sepuluh hari, telur katak tersebut akan bertransformasi menjadi apa yang disebut dengan berudu. Berudu ini seperti ikan kecil berwarna hitam yang memiliki struktur tubuh yang belum sempurna. Meski demikian, pada usia dua hari, berudu tersebut akan memiliki insang yang digunakannya untung bernafas. Menginjak usia kurang lebih 3 minggu, insang pada berudu secara alamiah akan hilang sebab tertutup oleh kulit yang tumbuh. Memasuki umur delapan minggu, pada berudu akan dijumpai kaki belakang yang mulai tumbuh. Selanjutnya, saat kaki belakang telah besarm baru kemudian kaki depan perlahan muncul sampai akhirnya tumbuh secara terus menerus hingga berudu mencapai usia kira-kira dua belas minggu. Selanjutnya, pada berudu juga akan muncul ekor yang terlihat pendek. Selanjytnya, berudu juga akan mulai bernafas menggunakan paru-paru dan secara perlahan menjelma menjadi katak yang dewasa dengan struktur badan yang sempurna.

Tumbuhan Monokotil

Tumbuhan merupakan salah satu makhluk yang hidup berdampingan dengan manusia. Meski demikian, ia tak seperti manusia ataupun hewan yang pergerakannya bisa diamati secara kasat mata. Tumbuhan berberak dan berkomunikasi dengan cara-cara yang rumit untuk diterangkan. Sebagai sebuah subjek penelitian, sudah sejak lama tumbuhan dikaji dan diteliti. Tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan manfaatnya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi ini. Berdasarkan kesepakatan para ahli, pada dasarnya tumbuhan yang ada di dunia ini dibagi ke dalam dua kelompok besar yakni Monokotil dan juga Dikotil. Apabila subjek pendidikan Anda adalah eksakta, agaknya kedua istilah tersebut sudah akrab betul di telinga. Akan tetapi, jika Anda lupa, berikut kami sajikan informasi mengenai pengertian serta contoh tumbuhan monokotil. 

Apa itu Monokotil?

Secara sederhana, monokotil diartikan sebagai tumbuhan yang bagian bijinya tunggal atau mono atau tak berkeping. Adapun karakter yang paling kuat dari tanaman berkeping tunggal ini antara lain daun lembaga, akar yang berbentuk serabut, daun yang berselang seling, bagian tulang daunnya sejajar dan cenderung berbentuk layaknya pita serta masih banyak lagi lainnya. Di dalam sistem taksonomi, tumbuhan monokotil dilekatkan beberapa nama kelompok besar seperti Liliopsoda, liliidae, dan juga Monocotyledodeae. Pengelompokannya secara lengkap bisa dilihat sebagai berikut:
  1. Monocotyledoneae dalam sistem de Candolle dan sistem Engler.
  2. Monocotyledones dalam sistem Bentham & Hooker dan sistem Wettstein.
  3. Kelas Liliopsida dalam sistem Takhtajan dan sistem Cronquist.
  4. Anak kelas Liliidae dalam sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992).
  5. Klad monocots dalam sistem APG dan sistem APG II.

Contoh Tumbuhan Monokotil

Pada dasarnya kita bisa menjumpai contoh tumbuhan monokotil di lingkungan sekitar kita. Sebab tumbuhan yang masuk ke dalam golongan ini memang dikenal sebagai tumbuhan yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Salah satu contoh tumbuhan monokotil adalah padi. Di Indonesia sendiri, padi merupakan makanan pokok yang begitu penting. Selain padi-padian atau Graminae, contoh tumbuhan monokotil lainnya adalah jagung, pinang-pinangan (Palmae), kelapa, pisang-pisangan (Musaceae), anggrek, bawang-bawangan (alliaceae) vanili, jahe, kunyit, dan masih banyak lagi lainnya. Tumbuhan monokotil dikategorikan sebagai kelompok tumbuhan yang sangat berguna karena hampir semuanya memiliki peranan baik itu sebagau sumber pangan, sumber bahan baku dalam berbagai industri, dekorasi, sumber energi nabati, zat pewarna, pakaian, perumahan dan masih banyak lagi lainnya.

Untuk contoh tumbuhan monokotil yang lebih lengkap, beserta dengan nama latinnya, sebagai berikut: 
  • Sawit (Elais Guinensis)
  • Ketimunan (Timonius sericcus)
  • Pisang (Musa paradisiaca)
  • Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)
  • Vanili (Vannili planifolia)
  • Bawang merah (Allium ascolonicum)
  • Srikaya (Annona squamosa)
  • Kelapa (Cocos nucifera)
  • Malaka (Phylantus emblica)
  • Bunga Matahari (Helianthus annus)
  • Ketimunan (Timonius sericcus)
  • Salak (Salacca edulis)
  • Enau (Arenga pinnata)
  • Salak (Salacca edulis)
  • Mengkudu (Morinda citrifolia
  • Sawo (Manilkara kauki)
  • Hangkang (Palaquium leiocarpum)
  • Kemenyan (Styra sp)
  • Enau (Arenga pinnata)
  • Strwaberry (Fragaria daltoniana)
  • Kurma (Phoenix dactylifera)
  • Salak (Salacca zalacca)
  • Buah Naga (Hylocereus undatus)
  • Melon (Cucumis melo)
  • Ceremai (Phyllanthus acidus)
  • Kiwi (Actinidia deliciosa)
  • Persik (Prunus persica)
  • Siwalan (Borassus sp)
  • Kedondong (Spondias dulcis)
  • Anggur (Vitis vinivera)
  • Bacang (Magnifera foetida)
  • Nanas (Ananas comocus)
  • Blueberry (Vaccinium corymbosum)

Tumbuhan Dikotil

Biologi merupakan Ilmu Pengetahuan Alam yang menjadi mata pelajaran wajib di bangku sekolah. Memang, mencermati objeknya, Biologi bisa dikatakan sangat penting sebab manusia bergantung pada makhluk hidup yang juga ikut mendiami bumi. Dengan Ilmu Biologi, generasi kita akan lebih lekat dengan lingkungan dan memahaminya sebagai sahabat bukan sekedar objek. Salah satu poin penting dalam kerangka pengajaran Ilmu Biologi adalah Tumbuhan. Dan berbicasa soal makhluk hidup yang satu ini, kita tak akan bisa mengabaikan istilah dikotil. Pernah mendengar hal tersebut sebelumnya? Apa yang dimaksud dengan dikotil? Silahkan simak uraian berikut ini.

Pengertian Dikotil

Secara sederhana, apa yang dimaksud dengan dikotil adalah tumbuhan berbunga yang memiliki biji berkeping dua. Tumbuhan yang masuk ke dalam kelompok dikotil ini mempunyai sepasang daun lembaga atau yang kita kenal dengan sitilah kotiledon. Daun lembaga tersebut terbentuk sudah sejak tahapan biji dengan demikian sebagian besar anggotanya memiliki bebijian yang mudah sekali terbelah menjadi dua bagian. Hal inilah yang menjadi pembeda utama antara tumbuhan dikotil dengan monokotil yang justru kepingan bijinya tunggal.

Adapun ciri-ciri khusus tumbuhan dikotil sebagai berikut:
  1. Akarnya memiliki bentuk tunggang dengan akar utama yang lebih besar dari akar sekunder.
  2. Bentuk atau pola tulang daun/ sumsum cenderung menjari atau menyirip.
  3. Bagian tudung akarnya atau kaliptrogen tidak dilengkapi dengan tudung akar.
  4. Adapun jumlah kotiledonnya dua.
  5. Pada organ akarnya terdapat kambium karena salah satu fungsi akar pada tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan makanan.
  6. Adapun jumlah kelopak bunganya merupakan kelipatan dari empat terkadang juga lima.
  7. Pelindung akar maupun batang lembaganya tidak ada baik itu koleoptil maupun koleorhiza.

Contoh Tumbuhan Dikotil

Berbicara soal contoh tumbuhan dikotil, kita tak bisa lepas dari pengelompokan besar kelompok /suku tumbuhan yang satu ini, yakni:
  1. Jarak-jarakan atau Euphorbiaceae, contoh tumbuhan dikotil pada kelompok ini adalah: jarak, ubi dan lain-lain.
  2. Jambu-jambuan atau Myrtaceae, contoh tumbuhan dikotil pada kelompok ini antara lain: jambu air, jambu biji.
  3. Terong-terongan atau Solanaceae, contoh tumbuhan dikotil pada kelompok ini antara lain: terong, tomat
  4. Polong-polongan atau Leguminoceae, contoh tumbuhan dikotil pada kelompok ini antara lain: kacang, pete.
  5. Komposite atau Compositae, contoh tumbuhan dikotil pada kelompok ini antara lain: bunga matahari.